Oleh : Silfi Al Kayyis
Seperti yang kita
ketahui komunikasi merupakan salah satu cara dalam berinteraksi dari individu
ke individu, individu ke kelompok, ataupun kelompok ke kelompok. Begitu juga
hubungan antara orang tua dan anaknya juga terjadi komunikasi dalam interaksi.
Setiap keluarga pasti memiliki cara yang berbeda – beda dalam berkomunikasi.
Cara orang tua
dalam mendidik anak pasti juga berbeda- beda karena cara orang tua berkomunikasi
terhadap anaknya juga berbeda- beda. Komunikasi dalam keluarga sangatlah
penting dalam membentuk karakter anak, cara berkomunikasi juga akan berpengaruh
pada pola pikir dan cara mereka berinteraksi dengan masyarakat luar. Karena
berdasarkan fungsi keluarga (fungsi afeksi), anak memiliki kebutuhan dasar yang
telah ditanamkan sejak lahir, berupa kasih sayang, rasa cinta orang tua yang
melahirkan dan mengasuhnya. Sejak dalam kandungan, anak sudah memiliki
kebutuhan dasar untuk diajak berkomunikasi dengan ibu yang mengandungnya, hal
ini juga berpengaruh pada masa depan anak tersebut. Ketika usia nol sampai dua
tahun, anak juga belajar cara berkomunikasi dari orang tua mereka. Jika orang
tua sudah mengajari cara berbicara dengan baik dan memberikan contoh yang baik
dalam menyampaikan pendapat, maka secara otomatis anak akan meniru apa yang
sudah dijarkan orang tuanya kepadanya.
Intensitas komunikasi yang
cukup dalam keseharian juga dapat menimbulkan hubungan yang erat antara orang
tua dan anaknya. Ketika anak melakukan kesalahan, sering kali orang tua
langsung memarahi si anak dan menggunakan kata- kata dengan nada atau intonasi
tinggi yang disertai penilaian terhadap anak dengan menggunakan kalimat-
kalimat buruk, sehingga si anak akan merasa bersalah dan takut. Ada pula orang
tua yang selalu membanding- bandingkan anaknya dengan anak yang mereka anggap
lebih baik daripada anak mereka sendiri dalam artian orang tua menganggap
anaknya tidak mampu menjadi seperti yang diharapkan. Hal ini tentu kurang bagus
bagi anak dalam segi psikologis dan akan memberikan dampak kurang baik bagi
anak, bisa saja si anak yang dibanding- bandingkan tersebut merasa orang tuanya
adalah orang tua yang tidak memahami sifat anak dan dapat menimbulkan perilaku
menyimpang bagi anak tersebut.
Berbeda dengan
orang tua yang memperlakukan anak yang bersalah dengan memberikan nasehat
dengan baik dan disertai menggunakan kalimat yang tidak menyinggung perasaan
anak, dalam artian tidak memarahi anak dengan menghujat si anak, maka si anak
dengan sendirinya akan memahami kesalahan yang dilakukannya sehingga tidak
menimbulkan perilaku menyimpang bagi anak tersebut.
Pada masa modern
ini, banyak sekali orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya dan anak juga sudah
sibuk dengan sekolahnya, sehingga mengurangi intensitas komunikasi dalam
hubungan keluarga. Padahal, intensitas komunikasi yang cukup dan bermutu dapat
menimbulkan keharmonisan dalam keluarga. Hal ini dapat memicu timbulnya sikap
tak acuh terhadap satu sama lain dalam keluarga. Jika hal ini terjadi, maka
akan mengurangi fungsi sosioalisai keluarga serta memberika dampak negative
lainnya.
Kesimpulannya
adalah di massa modern ini, komunikasi antara orang tua dengan anaknya juga
harus dilaksanakan dengan baik agar tetap terjaga keluarga yang harmonis dan
saling peduli satu sama lain, orang tua juga harus mengajarkan hal yang baik
agar si anak menjadi pribadi yang baik. Ibarat pepatah “buah itu jatuhnya tidak
jauh dari pohonnya” jadi, si anak adalah cerminan perilaku orang tuanya dan
cara orang tua berkomunikasi terhadap anak akan berpengaruh bagi masa depan
anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar