Judul :
SOEKARNO-MILITER DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN
Penulis : Herberth Feith
Penerbit :
Pustaka Sinar Harapan
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit :
1995
Jumlah Halaman : 188 Halaman
Herberth Feith adalah penulis yang
dilahirkan pada 03 November 1930 di Wina, Austria. Pada tahun 1939 beremigrasi
ke Australia. Belajar sejarah dan ilmu politik di University of Melbourne.
Setelah tamat dari universitas tersebut Herberth bekerja sebagai pegawai
Kementerian Penerangan Indonesia di Jakarta (1951-1953 dan 1954-1956). Herberth
memang banyak menulis buku, artikel dan makalah-makalah mengenai masalah
politik, perdamaian, perang dan senjata nuklir. Salah satu bukunya yang
terkenal di Indonesia mengenai masalah politik adalah buku yang berjudul “The
Decline of Constitutional Democrasy in Indonesia”, yang diterbitkan oleh
Cornell University Press pada tahun 1962.
Sebagaimana kita ketahui pemerintah
dan politik Indonesia pada masa awal kemerdekaan adalah Politik Demokrasi Terpimpin. Untuk
memahami Demokrasi Terpimpin, kita harus mengetahui tentang tatanan politik
tersebut runtuh. Dalam banyak pengertian praktis maupun pengertian simbolis
yang penting, kemerdekaan Indonesia sudah ada sejak 17 Agustus 1945, dua hari
setelah Jepang kalah, hari ketika Soekarno dan Hatta memproklamasikan Republik
Indonesia, dan dengan demikainlah sulutlah empat tahun lamanya perang
kemerdekaan. Sekalipun pada tanggal; 27 Desember 1949 akhirnya Belanda
melepaskan tuntutan kedaulatannya atas seluruh Indonesia, dan Republik
Indonesia Serikat (RIS) lahir sebagai produk Konverensi Meja Bundar (KMB) yang
berlangsung di Den Haag dari bulan Agustus sampai bulan November 1949.
Dalam buku yang berjudul “Soekarno-Militer dalam Demokrasi
Terpimpin” ini, Herberth Feith mengandaikan Demokrasi Terpimpin sebagai suatu
sistem politik yang dipengaruhi secara kritis terutama oleh hubungan antara
Presiden Soekarno dan Angkatan Darat, suatu hubungan konflik yang ditandai oleh
upaya bersama dan berlangsungnya terus kompetisi dan ketegangan antara dua
mitra yang bertanding dengan lebih kurang secara setaraf.
Pada bagian pertama, penulis juga
membahas dengan memberikan suatu ikhtisar dasar kerja sama dan konflik yang ada
antara Soekarno dan Angkatan Darat. Penulis meneliti pula beberapa segi penting
kehidupan politik dan pemerintahan Indonesia yang memperlihatkan demikian
pentingnya interaksi pemerintah sipil. Partai Komunis dan partai – partai pro
Barat, orang- orang Cina Indonesia, yang bahkan juga menyangkut urusan luar
negeri.
Pembahasan berikutnya, penulis kembali meninjau struktur konstitusi
dan ideologi Demokrasi Terpimpin, bagaimana proses menuju kerangka konstitusi
baru, pada masa penantian sebuah ideology, Indoktrinasi pers,pendidikan dan
pegawai negeri, tentang penguasaan otoriter dan mengemukakan bagaimana sistem
Demokrasi Terpimpin ini mempengaruhi masyarakat Indonesia secara
keseluruhannya.
Di bagian keempat Herberth Feith mencoba mengupas beberapa aspek
yang menyangkut interaksi politik dan ekonomi, seperti misalnya tentang
lambing, politik, dan ekonomi, Hal- hal yang menyangkut inflasi, korupsi,
peraturan yang berlebihan dan memaparkan juga tentang bagaimana cara pemerintah
bangsa Indonesia mempertahankan kekuasaan dalam masa ekonomi merosot serta
semakin membengkaknya kekuasaan birokrasi ini bermula dalam periode sekitar tahun
1958.
Kelebihan : Buku dengan judul asli “Dynamics of Guided Democrasy”
ini mengupas secara detail tentang seluk beluk Demokrasi Terpimpin di Indonesia
pada masa pemerintah Presiden Soekarno yang disertai beberapa cuplikan kata
dari tokoh-tokoh yang berkaitan, terdapat pula beberapa penjelasan tentang peta
pembagian propinsi – propinsi di Indonesia pada awal tahun 1960. Buku ini juga
dilengkapi cover halaman yang cukup menarik untuk dibaca.
Kekurangan : Sayangnya buku ini menggunakan bahasa yang tidak dapat
dikatakan mudah untuk dipahami apalagi bagi kalangan pemuda karena
terjemahannya tidak disesuaikan dan diatur sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik. Buku ini juga tidak diterbitkan kembali oleh penerbit atau
pencetak, sehingga mungkin stok buku banyak yang rusak dan berkurang, padahal
termasuk salah satu buku yang mengulas tentang perkembangan bangsa Indonesia
setelah kemerdekaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar